BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Keberhasilan
dalam penyelenggaraan lembaga pendidikan (sekolah) akan sangat bergantung
kepada Manajemen kompenen-kompenen pendukung pelaksanaan kegiatan seperti
kurikulum, peserta didik, pembiayaan, tenaga pelaksana, dan sarana prasarana.
Kompenen-kompenen tersebut merupakan satu kesatuan dalam upaya pencapaian
tujuan lembaga pendidikan (sekolah), artinya bahwa satu kompenen tidak lebih
penting dari komponen lainnya. Akan tetapi satu kompenen memberikan dukungan
bagi kompenen lainnya sehingga memberikan kontribusi yang tinggi terhadap
pencapaian tujuan lembaga pendidikan (sekolah) tersebut. Kompenen peserta didik
keberadaanya sangat dibutuhkan, terlebih bahwa pelaksana kegiatan pendidikan di
sekolah, peserta didik merupakan obyek dalam proses transformasi ilmu
pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan. Oleh karena itu keberadaan peserta
didik tidakhanya sekedar memenuhi kebutuhan saja, akan tetapi harus merupakan
bagian dari kebermutuan dari lembaga
pendidikan (sekolah). Artinya bahwa dibutuhkan manajemen peserta didik yang
bermutu bagi lembaga pendidikan (sekolah) itu sendiri. Sehingga peserta didik
itu dapat tumbuh dan berkembanga sesuai dengan potensi fisik, kecerdasan
intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik,
.
.
Kebutuhan peserta didik dalam
mengembangkan dirinya tentu saja beragam dalam hal pemrioritasan, seperti di
satu sisi para peserta didik ingin sukses dalam prestasi akademiknya, disisi
lain juga ia ingin sukses dalam hal sosialisasi dengan tema sebayanya. Bshksn
sds jugs peserts didik ysng ingin sukses dalam segala hal. Pilihan-pilihan yang
tepat atas keberagaman keinginan tersebut tidak jarang menimbulkan maslah bagi
peserta didik. Oleh ksrens itu diperlukan layanan bagi peserta didik yang
dikelola dengan baik. Manajemen peserta didik berupaya mengisi kebutuhan akan
layanan yang baik tersebut, mulai dari peserta didik tersebut menyelesaikan
studi di sekolah tersebut.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana pembinaan peserta didik dalam :
a.
Layanan
bimbingan konseling?
b.
Layanan
perpustkaan?
c.
Layanan kantin
sekolah?
d.
Layanan
kesehatan?
e.
Layanan
transportasi
f.
Layanan asrama?
2.
Bagaimana
pembinaan peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler?
C. Tujuan Masalah
1.
Untuk mengetahui bagaima pembinaan
peserta didik dalam :
a.
layanan
bimbingan konseling
b.
Layanan
perpustakaan
c.
Layanan kantin
sekolah
d.
Layanan
kesehatan
e.
Layanan
transportasi
f.
Layanan asrama
2.
Untuk
mengetahui bagaimana dan tujuan pembinaan peserta didik melalui kegiatan
ekstrakurikulur.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PEMBINAAN PESERTA DIDIK
pembinaan terhadap peserta didik
yang meliputi layanan-layanan khusus yang menunjang manajemen peserta didik.
Layanan-layanan yang dibutuhkan peserta didik di sekolah meliputi :
1. Layanan
BK
Layanan BK merupakan proses
pemberian bantuan terhadap siswa agar perkembangannya optimal sehingga anak
didik bisa mengarahkan dirinya dalam bertindak dan bersikap sesuai dengan
tuntutan dan situasi lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Fungsi
bimbingan disini adalah membantu peserta didik dalam memilih jenis sekolah
lanjutannya, memilih program, lapangan pekerjaan sesuai bakat,minat, dan
kemampuan. Selain itu bimbingan dan konseling juga membantu guru dalam
menyesuaikan program pengajaran yang disesuaikan dengan bakat minat siswa,serta
membantu siswa dalam menyesuaikan diri dengan bakat dan minat siswa untuk
mencapai perkembangan yang optimal.
Layanan
BK atau ( bimbingan konseling ) adalah sesuatu yang vital saat ini. kita tahu
sendiri tahu bahwa saat ini kebutuhan akan fungsi BK di sekolah semakin tinggi.
Fungsi BK dapat kita simpulkan menjadi beberapa garis besar.
1. Penelusuran minat dan bakat.
2. Sebagai pendamping siswa dalam berbagai
permasalahan di sekolah terutama belajar.
3. Sebagai motivator bagi siswa.
Sebagai
motivator disini dapat diketahui seorang guru BK harus mampu membangkitkan
motivasi para siswanya untuk dapat mencapai atau meraih cita – cita. Motivasi
sendiri berarti keadaan internal organisme baik manusia maupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.[1]
Dalam perjalanannya motivasi di bagi menjadi
dua yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Intrinsik
adalah motivasi yang berasala dari dalam diri siswa, sedangkan ekstrinsik
adalah motivasi yang datang dari luar diri
siswa. BK dalam hal ini adalah sebagai fasilitator untuk pemberi
motivasi bagi setiap anak didiknya. Selain itu BK adalah sebagai penelusur
minat dan bakat juga sebagai pengarah dan pembimbing siswa dalam menentukan
minat dan menemukan bakatnya.
BK
disini juga harus bisa menjadi teman bagi murid – muridnya, karena perkembanngan seorang murid sangat
membutuhkan sosok seorang yang bisa membimbing dan memberi arahan. Sedangkan
dalam mata pelajaran tentang bimbingan konseling sendiri dalam beberapa sekolah
hanya menerapkan 1 jam dalam seminggu. Sementara dalam kurikulum 2013 sendiri
ada pelajaran peminatan dalam kelompok c.
Oleh
karena itu layanan BK adalah sesuatu yang tak bisa lagi di elakan, karena ini
menjadi suatu hal yang sangat penting dalam kesuksesan belajar siswa dalam
sebuah sekolah.
A.
Layanan-layanan dalam bimbingan dan konseling
1.
Layanan Orientasi
Menurut prayitno (2004) orientasi berarti
tatapan ke depan ke arah dan tentang sesuatu yang baru. Berdasarkan arti ini,
layanan orientasi bisa bermakna sutau layanan terhadap siswa baik disekolah
maupun di madrasah yang berkenan dengan tatapan ke depan ke arah dan tentang
sesuatu yang ada.
Layanan orientasi bertujuan untuk membantu
individu agar mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau situasi yang
baru.
Isi layanan orientasi adalah berbagai hal
berkenaan dengan suasana, lingkungan, dan objek-objek yang baru bagi individu.
Hal-hal tersebut melingkupi bidang-bidang (a) pengembangan pribadi, (b)
pengembangan hubungan sosial, (c) pengembangan kegiatan belajar, (d)
pengembangan karier, (e) pengembangan kehidupan
keluarga, dan (f) pengembangan kehidupan beragama.
Proses layanan orientasi mulai dari
prencanaan hingga akhir bisa dilasanakan melalui berbagai teknik yaitu : pertama : format lapangan. Kedua, format klasikal. Ketiga, format kelompo. Keempat, format individual. Kelima, format politik.
Proses tahap layanan orientasi adalah
sebagai berikut : pertama, perencanaan.
Kedua, pelaksanaan. Ketiga, evaluasi. Keempat, analisis hasil evaluasi. Kelima, tidak lanjut. Keenam,
laporan.
2.
Layanan Informasi
Menurut winkel (1991) layanan informasi
merupakan suatu layanan yang berupaya memenuhi kekurangan individu akan
informasi yang mereka perlukan. Layanan informasi juga bermakna usaha-usaha
untuk membekali siswa dengan pengetahuan serta pemahaman tentang proses
perkembangan anak muda.
Layanan informasi bertujuan agar individu
(siswa) menhetahui dan menguasai inormasi yang selanjutnya dimanfaatkan untuk
keperluan hidupnya sehari-hari dan perkembangan dirinya.
Informasi yang menjadi isi layanan bimbingan
dan konseling disekolah adalah pertama,informasi
perkembangan diri. Kedua, informasi
tentang hubngan antarpribadi, sosial, sosial-sosial, nilai-nilai dan moral. Ketiga, informasi tentang pendidikan,
kegiatan belajar, dan ilmu pengetahuan dan teknologi. Keempat, informasi tentang karier dan ekonomi. Kelima, informasi tentang nilai sosial, budaya, politik, dan
kewarganegaraan. Keenam, informasi
tentang kehidupan keluarga. Ketujuh, informasi
tentang agama dan kehidupan beragama beserta seluk-beluknya.
Beberapa teknik yang biasa digunakan untuk
layanan informasi adalah: pertama, ceramah.
Kedua, melalui media. Ketiga, acara khusus. Keempat, nara sumber.
3.
Layanan penempatan dan penyaluran
Layanan
penempatan adalah usaha-usaha membantu siswa merencanakan masa depannya selama
masih disekolah dan madrasah dan sesudah tamat, memilih program study lanjutan
sebagai persiapan untuk kelak memangku jabatan tertentu.
4.
Layanan penguasaan konten
Menurut
prayitno (2004) layanan penguasaan
konten merupakan suatu layanan bantuan kepad individu (siswa) baik sendiri
maupun dalam kelompok untuk menguasai kemampuan atau kompetensi tertentu
melalui kegiatan belajar.
Layanan
ini bertujuan supaya siswa menguasai aspek-aspek konten tertentu secara
terintegrasi.
5.
Layanan konseling perorangan
Layanan
knseling perorangan bermakna layanan konseing yang di laksanakan oleh seoraang
pembimbing terhadap seorang klien dalam rangka pengentasan masalah pribadi
klien.
Layanan
ini bertujuan supaya klien mmahami kondisi dirinya sendiri, llingkungannya,
permasalahn yang dialami, kekuatan dan kelemahan dirinya sehingga klien mampu
mengatasinya.
6.
Layanan bimbingan kelompok
Merupakan
suatu cara memberikan bantuan kepada individu melalui kegiatan kelompok. Dalam
layanan bimbingan kelompok, aktivitas, dan dinamika kelompok harus diwujuddkan
untuk membahas berbagau hal yang berguna bagi pengembangan atau pemecahan
masalah individu yang menjadi peserta layanan.
Secara
umum layanan ini bertujuan untuk pengembangan kemampuan bersosialisasi,
khususnya kemampuan berkomunikasi peserta layanan.
7.
Layanan konseling kelompok
Layan
konseling kelompok mengikutkan sejumlah dalam bentuk kelompok dengan konselor
sebagai pemimpin kegiatan kelompok
Layanan
ini bertujuan untuk mengembangkan sosialisasi siswa, khususnya kemampuan
berkomunikasinya.
8.
Layanan konsultasi
Merupakan
layanan konseling yang dilaksanakan oleh konselor (pembimbing) terhadap seorang
pelanggan yang memungkinkannya memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara
yang perlu dilkasanakanya dalam mengangani kondisi atau permasalahan pihak ketiga.
Layanan
ini bertujuan agar klien (siswa) dengan kemampuannya sendiri dapat menangani
kondisi atau permasalahan yang dialami pelh pihak ketiga.
9.
Layanan mediasi
Merupakan
layanan konseling yang dilaksanakan konselor terhadap dua pihak atau lebih yang
sedang dalam eadaan saling tidak menemukan kecocokan.
Layanan
mediasi bertujuan agar tercapai hubungan kondisi yang positif dan kondusif
diantara para klien atau ihapihak yang bertikai atau bermusuhan.[2]
2.
Layanan Perpustakaan
Diperlukan untuk memberikan layanan
dalam menunujang proses pembelajaran di sekolah, melayani informasi yang
dibutuhkan serta memberikan layanan rekreatif melalui koleksi bahan pustaka.
Keberadaan perpustakaan sangatlah penting karena perpustakaan juga dipandang sebagai
kunci dalam pembelajaran siswa di sekolah.
Bagi siswa perpustakaan bisa menjadi penyedia bahan pustaka yang
memperkaya dan memperluas cakrawala pengetahuan, meningkatkan ketrampilan,
membantu siswa dalam mengadakan penelitian, memperdalam pengetahuannya
berkaitan dengan subjek yang diminati, serta meningkatkan minat baca siswa
dengan adanya bimbingan membaca, dan sebagainya.
Perpustakaan
sebagai salah satu fasilitas adalah harus mengalami pengadaan, pemeliharaan dan
perbaikan.[3]
Perbaikan haruslah dilakukan dengan menyeluruh, baik gedungnya ataupun
perlengkapan lain juga buku yang seharusnya selalu mengikuti perkembangan
setiap tahun. Perpustakaan juga sebagai wahana siswa dalam berpetualang dalam
pendalaman sebuah materi yang disampaikan di kelas.
di Indonesia sendiri perpustakaan sekolah sudah ada
tetapi belum menyeluruh, yang adapun kondisinya cukup memprihatinkan dimana
buku – buku tidak terawatt dan system manajemen di dalamnya juga tidak di atur
sedemikian rupa. Terbukti banyaknya buku – buku yang tidak kembali. Bahkan ada
juga pertpustakaan yang tidak dapat berjalan atau berubah fungsi menjadi
gudang.
Kurangnya pengendalian dari pimpinan ini juga menjadi
problem tersendiri, baik buruknya perpustakaan sebagai wahana menuntut ilmu
siswa tak lepas dari kepemimpinan kepala sekolah sebagai pengendali. Sementara
pengendalian sendiri berarati proses untuk memastiukan bahwa aktifitas
sebenarnya sesuai dengan aktifitas yang telah di rencanakan.[4]
Sementara
menurut fungsinya perpustakaan sendiri mempunyai fungsi utama untuk menambah
wawasan para siswanya, lantas bagaimana dengan yang tidak dilengkapi
perpustakaan? Di beberapa wilayah di Indonesia ada beberapa sekolah yang tidak
memiliki perpustakaan, jangankan perpustakaan untuk gedung saja terkadang ada
yang tidak memadai lantas bagaimana permasalahan ini teratasi.
Pembangunan
daerah terpencil yang sekarang telah mulai di berlakukan menjadi angin segar
bagi daerah yang tertinggal. Bila saat ini di dalam sekolah tidak memiliki
fasilitas seperti perpustakaan maka dapat di bilang sekolah itu tertinggal.
3.
Layanan Kantin Sekolah
Kantin
diperlukan di tiap sekolah agar kebutuhan anak terhadap makanan yang bersih,
bergizi dan higienis bagi anak sehingga kesehatan anak terjamin selama di
sekolah. Guru bisa mengontrol dan berkonsultasi
dengan pengelola kantin dalam menyediakan makanan yang sehat dan bergizi.
Peranan lain dengan adanya kantin di dalam sekolah anak didik tidak berkeliaran
mencari makanan dan tidak harus keluar dari lingkungan sekolah.
Kantin
adalah tempat istirahat, yang berupa tempat jajanan yang berada di dalam
sekolah, kantin adalah tempat dimana sebagian besar waktu istirahat siswa
dihabiskan. Sebagai tempat yang sering dikunjungi siswa dan menjadi tempat
terbesar dalam transaksi jual beli siswa di sekolah kan berguna mengajarkan
kepada anak – anak akan beberapa hal.
Yang pertama akan dibahas adalah kita tahu bahwa di
sebagian besar kantin yang ada di sekolah – sekolah di Indonesia, adalah di
miliki oleh pegawai – pegawai yang ada di sekolah dan di bawah pengaasan
langsung kepala sekolah. Kepala sekolah memonitoring semua kegiatan yang
berlangsung di kantin. Hal ini di berlakukan karena kantin sebagai pusat
jajanan siswa harus bisa menjaga kwalitas kesehatan jajanan yang dijual
olehnya.
Pada
sekolah yang telah dikatakan unggulan kantin adalah hal yang tak mungkin
terlupakan dari manajemen kampus.
Kuwalitas jajanan yang di perjual belikan adalah hal mutlak yang harus
terpenuhi. Menjadi hal yang biasa di sekolah yang di bilang unggulan bahwa
kebersihan dan kesehatan sangat dijaga. Kantin sebagai tempat anak – anak
beristirahat dan membeli jajanan haruslah mengajarkan dan menjaga kesehatan di
lingkunganya.
Selain
itu kantin juga sebagai praktik pengajaran kewirausahaan di sekolah. Cara
megolah dan memasarkan suatu barang juga dapat di ajarkan kepada siswa melalui
kantin. Karena ini juga akan mendukung palajaran kewira usahaan dalam kurikulum
2013. Kantin juga sedemikian penting dalam pemusatan transaksi jual beli
jajanan di sekolah ini karena untuk menghindari siswa yang jajan sembarangan di
tempat luar yang tidak dapat di monitoring langsumg oleh kepala sekolah.
Kesadaran akan kebersihan ini sering terlupakan di
sebagian besar sekolah – sekolah di Indonesia, banyak kita temui di sekolah –
sekolah non unggulan kantin hanya menjadi tempat bisnis beberapa oknum pegawai
saja, tanpa ada fungsi pendidikannya.
4.
Layanan Kesehatan
Layanan
kesehatan di sekolah biasanya dibentuk dalam sebuah wadah yang bernama Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS). Sasaran utama UKS untuk
meningkatkan atau membina kesehatan siswa dan lingkungan hidupnya. Program UKS
sebagai berikut (1) mencapai lingkungan hidup yang sehat; (2)
pendidikankesehatan; (3) pemeliharaan kesehatan di sekolah.
Layanan
kesehatan atau dalam beberapa sekolah disebut dengan UKS adalah layanan
kesehatan yang seharusnya ada dalam setiap sekolah. Hal ini adalah sebagai
pertolongan pertama pengambilan tindakan jika ada siswa mengalami sakit.
UKS
adalah tempat disekolah yang menjadi cermin untuk menjaga kesehatan, disini
siswa di kenalkan tentang pentingnya melindungi diri dan berobat ketika sakit.
Siswa di ajarkan pertolongan pertama jika ada teman atau dirinya sendiri yang
sakit.
Kepala
sekolah sebagai manager dalam sebuah sekolah tentu tak bisa menutup mata entang pentingnya mengelola UKS, karena
menjadi tempat pelayanan kesehatan di sekolah. Bagaimana kepala sekolah harus
memonitoring obat – obatan yang tersedia juga bagaimana memlih pegawai yang
memang seorang yang tahu tentang medis, semisal seorang perawat. Karena tentu
UKS akan menjadi sia – sia jika tidak memiliki tenaga ahli yang tahu akan
pentingnya kesehatan.
Di
sekolah – sekolah maju UKS sangat diperhatikan sementara di sekolah – sekolah
yang lain masih banyak kekurangan sana – sini tentang UKS. Dimana tidak adanya
sebagian obat – obatan dan bahkan tidak memiliki tenaga perawat. Tentu hal ini
sangat banyak kita jumpai saat ini. lantas bagaimana pelayanan kesehatan yang
ada sekolah tersebut?
Sebagian alasan mengapa tidak terawatnya UKS adalah
kurangnya anggaran, tentu ini menjadi hal yang memprihatinkan, seharusnya
sekolah mampu menyediakan pelayanan kesehatan mengingat hal ini juga sebagai
sarana pendidikan kesehatan bagi para siswa. Namun
jika kendala masalah anggaran apalagi di daerah tertinggal maka hal ini dapa di
maklumi.
Namun jika sekolah itu telah mampu menggunakan prasaran
pelayanan kesehatan ini maka kepala sekolah berkewajiban memonitoring seluruh
kegiatn di UKS guna untuk di evaluasi dan sebagai titik awal memajukan dan
meningkatkan pelayanan di UKS.
5.
Layanan Transportasi dan Asrama
Sarana transport bagi peserta didik
sebagai penunjang untuk kelancaran proses belajar mengajar, biasanya layanan
transport diperlukan bagi peserta didik di tingkat prasekolah dan pendidikan
dasar. Penyelenggaraan transportasi sebaiknya dilaksanakan oleh sekolah yang
bersangkutan atau pihak swasta.
Bagi siswa layanan asrama sangat
berguna untuk mereka yang jauh dari keluarga sehingga membutuhkan tempat
tinggal yang nyaman untuk mereka beristirahat. Biasanya yang mengadakan layanan
asrama di tingkat sekolah menengah dan perguruan tinggi.
Transportasi
dan asrama adalah pelayanan yang tidak si semua sekolah di berikan. Hanya
segelintir sekolah saja yang mempunyai layanan ini. bahkan di kota – kota besar
pun jarang ada sekolah seperti ini. sekolah yang mempunyai pelayanan seperti
ini mungkin banyak kita jumpai di luar negeri.
Adapun
di Indonesia ada pelayanan seperti ini rata – rata pada perguruan tinggi,
layanan ini ada karena upaya sekolah untuk memperlebar pengawasan terhadap anak
didik. Anak didik yang berada di dalam asrama dan di antar jemput sekolah,
memudahkan sekolah untuk memonitoring setiap siswa. Hal ini tentu cukup efekitf
juga untuk mengurangi kenakalan – kenakalan siswa atau tindakan – tindakan yang
merugikan siswa maupun sekolah.
Apakah
hal ini bia diterapkan di Indonesia? Tentu bisa asalkan ada kemauan dan yang
paling penting anggaran untuk fasilitas ini juga cukup besar, yang berimbas
kepada mahalnya biaya sekolah, tapi jika mampu maka tak ada salahnya untuk
mencoba.
6.
Pembinaan Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler
Salah satu wadah pembinaan peserta
didik di sekolah adalah kegiatan ekstrakulikuler. Kegiatan-kegiatan yang
diadakan dalam program ekstrakulikuler didasari atas tujuan dari pada kurikulum
sekolah bakat, minat dan kemampuannya. Melalui kegiatan ekstrakulikuler yang
beragam peserta didik dapat mengembangangkan bakat, minat dan kemampuanya.
Kegiatan-kegiatan peserta didik di sekolah khususnya kegiatan ekstrakulikuler
merupakan kegiatan yang terkoordinasi terarah dan terpadu dengan kegiatan lain
di sekolah, guna menunjang pencapaian tujuan kurikulum.[5]
Kegiatan
ekstra adalah kegiatan diluar kegiatan intra sekolah, seperti halnya Pramuka,
PMR, band atau Mading, dalam kegiatan ini siswa di ajarkan yang lain dari
kegiatan intra. Siswa di asah pada karakternya.
Kegiatan Pramuka misalnya siswa di ajarkan untuk
berdisiplin dan mencintai lingkungan, hal ini mungkin tidak didapatkan pada
kegiatan intra, karena di pramuka di ajarkan kerja sama dengan kelompoknya
masing – masing. Bagaimana tepat waktu, mengajatkan
tentang kerapian, jiwa cekatan dan taat pada peraturan.
Hal
berbeda adalah dalam kegiatan PMR dimana siswa di asah bagaimana menjadi
manusia berbudi luhur, membantu sesame, gotong royong, juga sedikit di ajarkan
tentang pertolongan pertama dalam kesehatan. Sensasi yang sama adalah datang
dari kegiatan band, siswa di asah jiwa seninya, kepekaan sosial dari lagu –
lagu yang dinyanyikan.
Atau
dengan kegiatan madding, belajar jadi wartawan diasah jiwa penyelidik, kritis
dan cekatan dalam setiap datang informasi, berlatih mengelola madding dan
sebagainya. Itu tadi adalah pembentukan karakter melalui kegiatan ekstra.
Dimana siswa dilatih dan belajar apa yang tidak di dapatkan di kegiatan intra
sekolah.
Tapi
harus selalu ingat bahwa kepala sekolah tetap harus mengontrol semua kegiatan
ekstra, karena kegiatan ini terselenggara tak lepas dari dukungan sekolah itu
sendiri. Tak jarang banyk siswa yang berprestasi dan mengangkat nama sekolah
melalui kegiatan – kegiatan ekstra yang ada di sekolah.
Dalam pelaksanaannya
kegiatan ekstrakurikuler dibimbing oleh guru, sehingga waktu pelaksanaan
berjalan dengan baik. Dengan Demikian, kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ikut
andil dalam menciptakan tingkat kecerdasan yang tinggi. Kegiatan ini bukan
termasuk materi pelajaran yang terpisah dari materi pelajaran lainnya, bahwa
dapat dilaksanakan di sela-sela penyampaian materi pelajaran, mengingat
kegiatan tersebut merupakan Bagian penting dari kurikulum sekolah.Kegiatan ini
menjadi salah satu unsur penting dalam membangun kepribadian peserta didik.
Seperti yang tersebut dalam tujuan pelaksanaan ekstrakurikuler di sekolah
menurut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan (1987) sebagai berikut:
1. Kegiatan
ekstrakurikuler harus meningkatkan kemampuan peserta didik beraspek kognitif, afektif dan psikomotor.
2. Mengembangkan
bakat dan minat peserta didik dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan
manusia seutuhnya yang positif.
3. Dapat
mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan satu pelajaran dengan
pelajaran lainnya.[6]
Dari tujuan ekstrakurikuler di atas
dapat diambil kesimpulan bahwa ekstrakurikuler erat hubungannya dengan prestasi
belajar peserta didik. Melalui kegiatan ekstrakurikuler peserta didik dapat
bertambah wawasan mengenai mata pelajaran yang erat kaitannya dengan pelajaran
di ruang kelas dan biasanya yang membimbing siswa dalam mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler adalah guru bidang studi yang bersangkutan. Melalui kegiatan
ekstrakurikuler juga siswa dapat menyalurkan bakat, minat dan potensi yang dimiliki.
Salah satu ciri kegiatan ekstrakurikuler adalah keanekaragamannya, hampir semua
minat remaja dapat digunakan sebagai bagian dari kegiatan ekstrakurikuler.
Bebagai
macam pembinaan kepada peserta didik adalah untuk menghasilkan manusia –
manusia berpendidikan guna mewujudkan arti dari pendidikan itu sendiri.
Karena
pendidikan adalah sebagai bagian yang menyangkut proses belajar untuk
memperoleh dan meningkatkan pengetahuan serta ketrampilan individu di luar
system pendidikan yang berlaku dalam waktu yang relative singkat dan dengan
metode yang lebih mengitamakan pada praktik dari pada teori. Sementara itu,
ketrampilan disini adalah meliputi pengertian physical skill, intelektual skill, social skill, managerial skill,
dan lain – lain.[7]
Oleh karena itu baik kegiatan ekstra intra dan pelayanan
– pelayanan di sekolah haruslah mampu mewujudkan arti dan tujuan pendidikan itu
sendiri, semua pihak kepala sekolah, guru, dan masyarakat menjadi faktor yang
tak terelakan sebagai pihak – pihak yang mempunyai tanggung jawab mewujudkan
pendidikan yang memanusiakan manusia.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Manajemen peserta didik merupakan penataan dan
pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik, mulai dari
siswa itu masuk sampai dengan keluar dari suatu sekolah. Manajemen peserta
didik tidak semata pencatatan data peserta didik kan tetapi meliputi aspek yang
lebih luas yaitu dapat membantu upaya pertumbuhan anak melalui proses
pendidikan di sekolah.
manajemen
peserta didik adalah pembinaan terhadap peserta didik yang meliputi
layanan-layanan khusus yang menunjang manajemen peserta didik. Layanan-layanan
yang dibutuhkan peserta didik di sekolah meliputi :
a) Layanan bimbingan dan konseling
Layanan
BK atau ( bimbingan konseling ) adalah sesuatu yang vital saat ini. kita tahu
sendiri tahu bahwa saat ini kebutuhan akan fungsi BK di sekolah semakin tinggi.
Fungsi BK dapat kita simpulkan menjadi beberapa garis besar.
1. Penelusuran minat dan bakat.
2. Sebagai pendamping siswa dalam berbagai
permasalahan di sekolah terutama belajar.
3. Sebagai motivator bagi siswa.
b) Layanan perpustakaan
Bagi
siswa perpustakaan bisa menjadi penyedia bahan pustaka yang memperkaya dan
memperluas cakrawala pengetahuan, meningkatkan ketrampilan, membantu siswa
dalam mengadakan penelitian, memperdalam pengetahuannya berkaitan dengan subjek
yang diminati, serta meningkatkan minat baca siswa dengan adanya bimbingan
membaca, dan sebagainya.
c) Layanan kantin
Kantin
adalah tempat istirahat, yang berupa tempat jajanan yang berada di dalam
sekolah, kantin adalah tempat dimana sebagian besar waktu istirahat siswa
dihabiskan. Sebagai tempat yang sering dikunjungi siswa dan menjadi tempat
terbesar dalam transaksi jual beli siswa di sekolah kan berguna mengajarkan
kepada anak – anak akan beberapa hal.
d) Layanan kesehatan
Layanan kesehatan di sekolah
biasanya dibentuk dalam sebuah wadah yang bernama Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS). Sasaran utama UKS untuk meningkatkan atau membina kesehatan siswa dan
lingkungan hidupnya. Program UKS sebagai berikut (1) mencapai lingkungan hidup
yang sehat; (2) pendidikankesehatan; (3) pemeliharaan kesehatan di sekolah.
e) Layanan transportasi dan Layanan asrama
Transportasi
dan asrama adalah pelayanan yang tidak si semua sekolah di berikan. Hanya
segelintir sekolah saja yang mempunyai layanan ini. bahkan di kota – kota besar
pun jarang ada sekolah seperti ini. sekolah yang mempunyai pelayanan seperti
ini mungkin banyak kita jumpai di luar negeri.
f)
Pembinaan melalui kegiatan ekstakulikuler
Salah satu wadah pembinaan peserta didik di sekolah adalah
kegiatan ekstrakulikuler. Kegiatan-kegiatan yang diadakan dalam program
ekstrakulikuler didasari atas tujuan dari pada kurikulum sekolah bakat, minat
dan kemampuannya. Melalui kegiatan ekstrakulikuler yang beragam peserta didik
dapat mengembangangkan bakat, minat dan kemampuanya. Kegiatan-kegiatan peserta
didik di sekolah khususnya kegiatan ekstrakulikuler merupakan kegiatan yang
terkoordinasi terarah dan terpadu dengan kegiatan lain di sekolah, guna
menunjang pencapaian tujuan kurikulum.
DAFTAR
PUSTAKA
Education of management, Veithzal rifai
dan sylviana murni, Jakarta:Rajawali pers, 2012
Psikologi belajar, Muhibbin syah, Jakarta:Rajawali pers, 2012
Manajemen sekolah, Rohiat, Bandung:Refika aditama, 2010
B.
Suryobroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah (PT. Rineka Cipta:
Jakarta 1997).
Amal A.A, Mengembangkan
Kreatifitas Anak (Pustaka Kautsar: Jakarta Timur, 2005)
Thohirin, bimbingan
dan konseling, ( RAJ : jakarta, 2013 )
0 komentar:
Post a Comment