Sunday, October 5, 2014

PERBUATAN NABI SEBAGAI MODEL KOMUNIKASI PERSUASIF

Kata Pengantar
Puji syukur kami haturkan ke hadirat Allah SWT, karena rahmat serta hidayahnya yang senantiasa diberikan kepada hambanya. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan ke haribaan Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing umat manusia dari jaman jahiliyah menuju jaman Islamiyah Moderniyah.
            Alhamdulillah, setelah beberapa hari yang kami perlukan untuk membuat makalah dengan judul “Perbuatan Nabi Sebagai Model Komunikasi Persuasif, akhirnya rampung sudah pekerjaan tersebut. Pekerjaan yang merupakan pembagian tugas mata Hadist Tematik Komunikasi.
            Setelah membaca berbagai buku, kami lebih mengetahui dan menambah cakrawala keilmuan tentang hubungan perbuatan nabi dengan model komunikasi persuasif. Kami yang memulai dari nol, sedikit demi sedikit menimba ilmu dari berbagai referensi buku yang ada. Untuk selanjutnya menuangkan apa yang kami dapat dari membaca buku ke dalam makalah ini.
Semoga pembuatan makalah kali ini bermanfaat, untuk selanjutnya menimbang seberapa jauh pemahaman kami mengenai komunikasi persuasif yang merujuk pada hadist nabi yang berupa perbuatan. Tentunya kami menyadari banyak sekali kesalahan yang di luar kesadaran kami. Untuk itu, sangat dibutuhkan segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak.
  

BAB I
PENDAHULUAN
I.        Latar Belakang
Hadist adalah perkataan, perbuatan, dan ketetapan yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW. Hadist dijadikan pedoman hidup umat Islam yang kedua setelah Al-qur’an. Sebagai pedoman hidup, hadist patutnya dipelajari oleh semua umat Islam demi mewujudkan kehidupan yang sesuai koridor agama, supaya menjadi manusia yang seutuhnya dan sebaik-baiknya.
Salah satu pengertian hadist adalah segala perbuatan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. Perbuatan nabi yang uswatun hasanah dapat dijadikan pedoman umat muslim untuk melakukan segala aktifitas, baik aktifitas yang berhubungan dengan sesama manusia maupun aktifitas yang berhubungan dengan tuhan.
Banyak sekali perbuatan nabi yang dapat dijadikan teladan umat muslim, mulai dari nabi membuka mata sampai nabi tertidur. Semua aktifitas tersebut terdapat tata cara tersendiri sebagaimana nabi melakukannya. Perbuatan nabi selalu mengarah kepada kebaikan dan kebaikan itulah yang selalu diajarkan nabi kepada umatnya melalui perbuatan dan perkataannya. Hal inilah yang dalam konsep Islam disebut dakwah, yakni mengajak dan menyerukan kepada kebaikan.
Dalam keilmuan umum, terdapat teori mengenai komunikasi persuasif. Komunikasi persuasif adalah komunikasi yang bertujuan untuk mengubah atau mempengaruhi kepercayaan, sikap, dan perilaku seseorang sehingga bertindak sesuai yang diinginkan komunikator. Dalam Islam, konsep komunikasi persuasif sama halnya dengan konsep dakwah. Unsur-unsur yang terkandung dalam komunikasi persuasif menjadi dasar kegiatan berdakwah karena dakwah secara etimologis berarti mengajak atau menyeru.
Berkaitan dengan hal itu, kami ingin membahas masalah perbuatan nabi sebagai model komunikasi persuasif. Banyak cara seorang komunikator menyampaikan pesannya kepada komunikan, baik itu verbal maupun non verbal. Seperti halnya Nabi Muhammad SAW yang selalu memberi teladan baik kepada umatnya dengan perbuatannya yang uswatun hasanah. Dengan perbuatannya yang mulia, nabi sekaligus mengajak umat muslim untuk senantiasa berperilaku ke arah kebajikan. Pesan non verbal yang berupa perbuatan nabi patutnya diikuti dan dijadikan tauladan oleh umat Islam. Seperti hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Mardawaih  yang artinya sebagai berikut : “Abu Ja’far Al-Baqira berkata : ‘bahwa setelah Rasulullah SAW membaca : Hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang mengajak pada kebajikan. Kemudian beliau bersabda : Kebajikan/kebaikan itu, kepatuhan mengikuti Al-qur’an dan Sunnahku.”
II.      Rumusan Masalah :
1)      Apa pengertian komunikasi pesuasif itu?
2)      Bagaimanakah perbuatan nabi yang mencerminkan bentuk komunikasi persuasif?
3)      Bagaimana relevansi perbuatan nabi dengan komunikasi persuasif?
III.   Tujuan :
1)      Mengetahui pengertiankomunikasi pesuasif.
2)      Mengetahui perbuatan nabi yang mencerminkan bentuk komunikasi persuasif.
3)      Mengetahui bagaimana relevansi perbuatan nabi dengan komunikasi persuasif.


BAB II
PEMBAHASAN
A.   Komunikasi Persuasif
Komunikasi persuasif adalah komunikasi yang bertujuan untuk mengubah atau memengaruhi kepercayaan, sikap, dan perilaku seseorang sehingga bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator.
Dalam Islam sendiri komunikasi persuasif lebih dikenal dengan sebutan dakwah, yakni suatu aktivitas yang mendorong manusia memeluk agama Islam melalui cara yang bijaksana dengan materi ajaran islam agar mereka mendapatkan kesejahteraan kini (dunia) dan kebahagiaan umat nanti (akhirat).
B.   Teknik Komunikasi Persuasif
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, komunikasi persuasif bertujuan untuk mengubah sikap, pandapat, atau perilaku dengan akibat yang dihasilkan ialah kesadaran, kerelaan disertai perasaan senang. Berikut teknik dalam komunikasi persuasif:
1.      Perencanaan komunikasi persuasif
Agar komunikasi tersebut mencapai tujuan dan sasarannya, maka perlu dilakukan perencanaan yang matang. Perencanaan yang dimaksud ialah dalam pengelolaan pesan. Dengan tahapannya:
·         Harus sudah jelas siapa yang menjadi sasaran komunikan.
·         Jika menggunakan media, maka diperkirakan media apa yang tepat untuk digunakan.
·         Menata/mengelolah pesan, di mana pesan tersebut harus sudah jelas isinya dan sesuai dengan diri komunikan sebagai sasaran.
Sehubungan dengan perencanaan pesan dalam proses komunikasi persuasif, berikut adalah teknik-teknik yang dapat dipilih:


a.      Teknik asosiasi
Ialah penyajian pesan komunikasi dengan cara menumpangkannya pada suatu objek atau peristiwa yang sedang menarik perhatian khalayak. Teknik ini sering dilakukan oleh kalangan bisnis atau kalangan politik.
Misalnya, ketika Rudy Hartono dan Liem Seiw King berada dipuncak ketenarannya, maka produser film langsung memintanya untuk berperan dalam film. Bagi produser tidak peduli, apakah Rudy dan King bisa main atau tidak; yang penting permunculannya, yang diperkirakan akan menghasilkan uang banyak.
b.      Teknik integrasi
Ialah kemampuan komunikat oruntuk menyatukan diri secara komunikatif dengan komunikan.Ini berarti bahwa, melalui kata-kata verbal atau nonverbal, komunikator menggambarkan bahwa ia “senasib”—dan karena itu menjadi satu—dengan komunikan.
Teknik ini biasa digunakan oleh redaktur surat kabar dalam menyusun tajuk rencana. Di situ selalu dikatakan “kita”, bukan “kami”, yang berarti pemikiran yang dituangkan kedalam tajuk rencana bukan hanya pemikiran redaksi saja, melainkan juga pendapat para pembaca.
c.       Teknik ganjaran
Ialah kegiatan untuk mempengaruhi orang lain dengan cara mengiming-ngiming hal yang menguntungkan atau yang menjajikan harapan. Di mana berdaya upaya untuk menumbuhkan kegairahan emosional.
d.      Teknik tataan
Ialah upaya menyusun pesan komunikasi sedemikian rupa, sehingga enak didengar atau dibaca serta termotivasikan untuk melakukan sebagaimana disarankan oleh pesan tersebut.
Teknik ini digunakan hanya untuk memperindah pesan agar menarik, dan tidak mengubah bentuk yang dimaksudkan hanya agar komunikan lebih tertarik hatinya. Komunikator sama sekali tidak membuat fakta pesan menjadi cacat. Faktanya sendiri tetap utuh, tidak diubah, tidak ditambah, dan tidak dikurangi.
e.       Teknik red-herring
Ialah seni seorang komunikator untuk meraih kemenangan dalam perdebatan dengan mengelakkan argumentasi yang lemah untuk kemudian mengalihkannya sedikit demi sedikit keaspek yang dikuasainya guna dijadikan senjata ampuh dalam menyerang lawan. Hingga sebelumnya diperlukan persiapan dengan matang.
2.      Pentahapan komunikasi persuasif.
Demi berhasilnya komunikasi persuasive perlu dilaksanakan secara sistematis.Terdapat suatu formula yang disebut AIDDA yang dapat dijadikan landasan pelaksanaan yang merupakan kesatuan singkatan dari tahap-tahap komunikasi persuasif.
A Attention (Perhatian)
I  →Interest (Minat)
D Desire (Hasrat)
D Decision (Keputusan)
A → Action (Kegiatan)
Berdasarkan formula AIDDA itu, komunikasi persuasif di dahului dengan upaya membangkitkan perhatian. Upaya ini tidak hanya dilakukan dalam gaya bicara dengan kata-kata yang merangsang, tetapi juga dalam penampilan ketika menghadapi khalayak.
Apabila perhatian sudah berhasil terbangkitkan, kita menyusul upaya menumbuhkan minat. Upaya ini bisa berhasil dengan mengutarakan hal-hal yang menyangkut kepentingan komunikan.Karena itu komunikator harus mengenal siapa komunikan yang dihadapinya.
Tahap berikutnya adalah memunculkan hasrat pada komunikasi untuk melakukan ajakan, bujukan, atau rayuan komunikator.Di sini seni menata pesan harus dilakukan dengan sedemikian rupa oleh komunikator, hingga pada tahap berikutnya komunikan bisa mengambil keputusan untuk melakukan suatu kegiatan sebagaimana diharapkan dari padanya.
C.   Hadis Terkait
Dakwah melalui contoh dan perbuatan sangat berkesan karena ia memberikan contoh teladan yang bersifat terus dan boleh diikuti secara berkesan. Perkara ini dapat dilihat melalui hadist-hadist baginda Rasulullah SAW. Sebagaimana yang diriwayatkan kepada Jabir bin Abdullah R.A katanya, Rasulullah SAW datang kepada kami di masjid ini dan di tangan beliau ada sebatang pelepah tamar kuning yang telah kering. Beliau melihat di bagian arah kiblat terdapat kahak. Rasulullah pun membersihkan kahak itu dengan pelepah tamar kuning yang dipegangnya.
Rasulullah menghadap kepada kami lalu bersabda, “Siapakah di antara kalian yang suka Allah berpaling daripadanya?” Kami menundukkan kepala dan memandang ke bawah. Rasulullah pun mengulangi pertanyaan yang sama ; kami pun menjawab, “Tidak ada diantara kami yang menyukai hal demikian wahai Rasulullah.” Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya apabila salah seorang daripada kamu sedang sholat, sesungguhnya Allah berada di hadapanmu. Oleh karena itu janganlah engkau berludah ke hadapannya atau ke kanannya. Jika ingin berludah, maka berludahlah ke sebelah kirinya. Jika engkau ingin bersegera maka usapkan pada pakaianmu seperti ini (sambil Rasulullah menunjukkan caranya).
Kemudian Rasulullah melipat bagian pakaian (yang terkena ludah) itu. Beliau bersabda, “Bawakan kepadaku minyak wangi Abir. Seorang pemuda bergegas mendapatkan minyak wangi Abir dari keluarganya. Dia datang membawa minyak wangi dan diberikan kepada Rasulullah SAW. Rasulullah menyapukan hujung pelepah tamar kering dengan minyak wangi itu dan menghilangkan kesan kahak dengan pelepah tamar itu. Berkata jabir, “Lantaran itulah kami meletakkan minyak wangi di masjid.” (H.R Muslim)
Contoh lain dari perbuatan persuasif Rasulullah adalah seperti hadist yang terjemahannya sebagai berikut, “Rasulullah adalah orang yang paling dermawan. Kedermawanan beliau semakin bertambah pada bulan Ramadhan ketika malaikat Jibril  menjumpai beliau di malam bulan Ramadhan dan mengajari beliau Al-qur’an” (H.R. Al-Bukhari).
Kedermawanan nabi tentu saja patut dijadikan contoh umat muslim untuk senantiasa bersedakah kepada kelompok yang membutuhkan. Hal itu merupakan contoh teladan untuk selalu meningkatkan kepedulian sosial dengan membantu sesama umat. Selain itu, dengan bersedakah harta yang kita miliki selalu digunakan di jalan Allah.


D.   Analisis
            Dakwah nabi dalam bentuk perbuatan langsung sangat efektif untuk mengajak umatnya untuk berbuat seperti yang beliau kerjakan. Hal ini ada kaitannya dengan dakwah bil-hal, dakwah yang dilakukan dengan menonjolkan contoh teladan serta perbuatan yang baik. Atau dalam keilmuan umum disebut komunikasi non verbal, yaitu proses penyampaian pesan melalui simbol, lambang, atau gerakan yang dalam hal ini adalah perbuatan dan tingkah laku nabi.
Salah satu bentuk komunikasi yang banyak berpengaruh terhadap efektifitas komunikasi adalah komunikasi nonverbal. Menurut Birdwhistle (Rakhmat, 1985:303), barangkali tidak lebih dari 30% sampai 35% makna sosial percakapan atau interaksi dilakukan dengan kata-kata, sisanya dilakukan dengan non verbal. Bahkan Mehrabian memperkirakan 93% dampak pesan adalah diakibatkan oleh pesan nonverbal.
Seperti contoh pada hadist tentang kedermawanan nabi. Dalam proses komunikasi persuasif nonverbal (perbuatan dan tindakan yang bersifat mengajak dan membujuk), terdapat proses AIDDA (Attention-Interest-Desire-Decision-Action). Nabi merupakan seorang yang dermawan. Tentu saja kedermawanan beliau mendapatkan perhatian (Attention) dari masyarakat. Seiring berjalannya waktu, penduduk Arab waktu itu tertarik (Interest) dan mempunyai hasrat (Desire) untuk mengikuti kedermawanan nabi. Sehingga mereka membuat keputusan (Decision) untuk segera bersedekah dan menjadi orang yang dermawan (Action). Dan sampai saat ini, kedermawanan beliau sudah menjadi suri tauladan seluruh umat muslim di dunia.


BAB III
Kesimpulan
A.    Penutup
Tampaknya keterampilan komunikasi sudah dimiliki Rasulullah sejak dahulu kala. Tidak hanya menyampaikan pesan melalui verbal (bicara langsung), Rasulullah juga mencoba mempengaruhi dan mengajak umatnya kepada kebajikan dengan perbuatan mulia beliau. Hal itulah yang dirasa efektif untuk mempengaruhi umat (komunikan) untuk bertindak dan berpikir sesuai yang dikehendaki oleh Rasulullah sebagai komunikator.
B.     Saran

Keterampilan penyampaian pesan persuasif penting dimiliki semua orang untuk menghendaki sesorang supaya bertindak dan berpikir sesuai dengan yang kita inginkan. Terlebih sebagai umat muslim yang mempunyai kewajiban berdakwah menyebarkan kebaikan dan nilai-nilai Islam dalam semua aspek kehidupan. Berdakwah juga tidak hanya sekedar menyampaikan pesan-pesan kebaikan kepada khalayak, tetapi juga melakukan perbuatan konkrit supaya kredibilitas penyampai pesan (komunikator) juga terbukti. Berkaitan dengan hal tersebut, Rasulullah lah sang pencerah umat yang bisa dijadikan rujukan untuk berdakwah dengan baik dan benar.

No comments:

Post a Comment