1. Hadits tentang Zakat
عَنِ اِبْنِ عُمَرَ رَضِيَ اَللَّهُ
عَنْهُمَا قَالَ: فَرَضَ رَسُولُ اَللَّهِ
صلى الله عليه وسلم زَكَاةَ اَلْفِطْرِ ,وَالْأُنْثَى, وَالصَّغِيرِ, وَالْكَبِيرِ
صَاعًا مِنْ تَمْرٍ, أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ: عَلَى اَلْعَبْدِ وَالْحُرِّ,
وَالذَّكَرِ مُتَّفَقٌ مِنَ اَلْمُسْلِمِينَ, وَأَمَرَ بِهَا أَنْ تُؤَدَّى قَبْلَ
خُرُوجِ اَلنَّاسِ إِلَى اَلصَّلَاةِ عَلَيْه
Artinya : Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mewajibkan zakat fitrah sebesar satu
sho' kurma atau satu sho' sya'ir atas seorang hamba, orang merdeka, laki-laki
dan perempuan, besar kecil dari orang-orang islam; dan beliau memerintahkan
agar dikeluarkan sebelum orang-orang keluar menunaikan sholat. Muttafaq
Alaihi.
َوَلِابْنِ
عَدِيٍّ مِنْ وَجْهٍ آخَرَ وَاَلدَّارَقُطْنِيِّ بِإِسْنَادٍ ضَعِيفٍ: اغْنُوهُمْ عَنِ اَلطَّوَافِ فِي هَذَا
اَلْيَوْم
Artinya
: Menurut riwayat Ibnu Adiy dan Daruquthni dengan sanad yang lemah:
"Cegahlah mereka agar tidak keliling (untuk minta-minta) pada hari ini.
َوَعَنْ أَبِي سَعِيدٍ
اَلْخُدْرِيِّ رضي الله عنه قَالَ: ( كُنَّا نُعْطِيهَا فِي زَمَانِ اَلنَّبِيِّ
صلى الله عليه وسلم صَاعًا مِنْ طَعَامٍ, أَوْ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ, أَوْ صَاعًا
مِنْ شَعِيرٍ, أَوْ صَاعًا مِنْ زَبِيبٍ. )
مُتَّفَقٌ عَلَيْه ِوَفِي رِوَايَةٍ: ( أَوْ صَاعًا مِنْ أَقِطٍ ) قَالَ
أَبُو سَعِيدٍ: أَمَّا أَنَا فَلَا أَزَالُ أُخْرِجُهُ كَمَا كُنْتُ
أُخْرِجُهُ فِي زَمَنِ رَسُولِ اَللَّهِ
وَلِأَبِي دَاوُدَ: لَا أُخْرِجُ أَبَدًا إِلَّا صَاعًا
Artinya : Abu Said Al-Khudry Radliyallaahu 'anhu
berkata: Pada zaman Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam kami selalu
mengeluarkan zakat fitrah satu sho' makanan, atau satu sho' kurma, atau satu
sho' sya'ir, atau satu sho' anggur kering. Muttafaq
Alaihi. Dalam suatu riwayat lain: Atau satu sho' susu kering. Abu Said berkata:
Adapun saya masih mengeluarkan zakat fitrah seperti yang aku keluarkan pada
zaman Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam Dalam riwayat Abu Dawud: Aku
selamanya tidak mengeluarkan kecuali satu sho'.[1]
َوَعَنِ اِبْنِ عَبَّاسٍ
رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: ( فَرَضَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم
زَكَاةَ اَلْفِطْرِ; طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنَ اَللَّغْوِ, وَالرَّفَثِ,
وَطُعْمَةً رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ, وَابْنُ مَاجَهْ, فَمَنْ أَدَّاهَا قَبْلَ
اَلصَّلَاةِ فَهِيَ زَكَاةٌ مَقْبُولَةٌ, وَمَنْ أَدَّاهَا بَعْدَ اَلصَّلَاةِ
فَهِيَ صَدَقَةٌ مِنَ اَلصَّدَقَاتِ. ) لِلْمَسَاكِينِ وَصَحَّحَهُ اَلْحَاكِم
Artinya : Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mewajibkan zakat fitrah
sebagai pembersih bagi orang yang berpuasa dari perkataan yang tidak berguna
dan kotor, dan sebagai makanan bagi orang-orang miskin. Maka barangsiapa yang
mengeluarkannya sebelum sholat, ia menjadi zakat yang diterima dan barangsiapa
mengeluarkannya setelah sholat, ia menjadi sedekah biasa. Riwayat Abu Dawud dan
Ibnu Majah. Hadits shahih menurut Hakim.[2]
No comments:
Post a Comment