Home
/ HADITS TENTANG MELAKSANAKAN HAJI
Thursday, November 20, 2014
HADITS TENTANG MELAKSANAKAN HAJI
1.
Hadits tentang Haji
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ
عَنْـهُ : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْـهِ وَسَلَّمَ قَالَ: (( اَلْعُمْرَةُ إِلَى الْعُمْرَةِ كَفَّارَةٌ
لِمَا بَيْنَهُمَا، وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَـهُ جَزَاءٌ إِلَّا
الْجَنَّـةُ )) ﴿رواه البـخاري: ١٧٧٣﴾
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., bahwa Rasulullah
Saw. pernah bersabda: “’umrah yang satu dengan ‘umrah berikutnya adalah
penghapus dosa yang dilakukan antara masa keduanya, sedangkan haji mabrur
balasannya tiada lain adalah surga.” (HR. Al-Bukhari, nomor
hadits: 1773)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ
عَنْـهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْـهِ وَسَلَّمَ : (( مَنْ
أَتَى هٰذَا الْبَيْتَ، فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ؛ رَجَعَ كَمَا
وَلَدَتْـهُ أُمُّـهُ )) ﴿أخرجـه البـخاري: ١٨١٩﴾
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., ia berkata:
Rasulullah Saw. pernah bersabda: “Barangsiapa berhaji ke Baitullah tanpa
berkata keji, tanpa bersetubuh dan tanpa berbuat kefasikan (selama ihram), maka
dia pulang (tanpa dosa) bagaikan bayi yang baru lahir.” (Hadits
ini juga diriwayatkan oleh Al-Bukhari, nomor hadits: 1819). (Mukhtashar
Shahih Muslim, hal.399)
اَلْحُجَّاجُ وَالْعُمَّارُ وَفْدُ اللهِ
يُعْطِيْهِمْ مَا سَـأَلُوا، وَيَسْتَـجِيـْبُ لَهُـمْ مَا دَعَوْا، وَيُخْلِفُ
عَلَيْـهِمْ مَا أَنْفَقُوا، اَلدِّرْهَمَ أَلْفَ أَلْفٍ. ﴿رواه البـيهقى﴾
Artinya: “Orang-orang yang mengerjakan ibadah haji dan
‘umrah adalah tamu-tamu Allah, Allah memberi kepada mereka apa yang mereka
minta, dan Dia mengabulkan semua do’a mereka; kemudian Dia akan mengganti semua
harta yang mereka belanjakan untuknya, satu dirham menjadi sejuta dirham.” (HR.
Baihaqi)
حَدِيثُ جَرِيرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
قَالَ : قَالَ لِيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي حَجَّةِ
الْوَدَاعِ اسْتَنْصِتِ النَّاسَ ثُمَّ قَالَ لَا تَرْجِعُوا بَعْدِي كُفَّارًا
يَضْرِبُ بَعْضُكُمْ رِقَابَ بَعْضٍ
Diriwayatkan dari
Jarir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah
bersabda kepadaku sewaktu Haji Wada’ supaya menyuruh para manusia agar diam.
Setelah orang-orang diam, beliau bersabda: Janganlah kamu kembali menjadi
orang-orang kafir sepeninggalku dengan memukul-mukul leher di antara satu sama
lain di kalangan kamu (HR Bukhari dan Muslim/ Muttafaq ‘alaih).
َوَعَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اَللَّهِ
رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: ( أَتَى اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم
أَعْرَابِيٌّ. فَقَالَ: يَا رَسُولَ اَللَّهِ! أَخْبِرْنِي عَنْ اَلْعُمْرَةِ,
أَوَاجِبَةٌ هِيَ? فَقَالَ: لَا وَأَنْ تَعْتَمِرَ خَيْرٌ لَكَ ) رَوَاهُ أَحْمَدُ, وَاَلتِّرْمِذِيُّ,
وَالرَّاجِحُ وَقْفُهُ. وَأَخْرَجَهُ اِبْنُ عَدِيٍّ مِنْ وَجْهٍ آخَرَ ضَعِيفٍ
عَنْ جَابِرٍ مَرْفُوعًا: ( اَلْحَجُّ وَالْعُمْرَةُ فَرِيضَتَانِ )
Dari Jabir Ibnu Abdullah Radliyallaahu 'anhu bahwa ada
seorang Arab Badui datang kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam lalu
berkata: Wahai Rasulullah, beritahukanlah aku tentang umrah, apakah ia wajib? Beliau
bersabda: "Tidak, namun jika engkau berumrah, itu lebih baik bagimu."
Riwayat Ahmad dan Tirmidzi. Menurut pendapat yang kuat hadits ini mauquf. Ibnu
Adiy mengeluarkan hadits dari jalan lain yang lemah, dari Jabir Radliyallaahu
'anhu berupa hadits marfu': Haji dan umrah adalah wajib.[1]
َوَعَنْ
اِبْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا; ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه
وسلم لَقِيَ رَكْبًا بِالرَّوْحَاءِ فَقَالَ: مَنِ اَلْقَوْمُ? قَالُوا:
اَلْمُسْلِمُونَ. فَقَالُوا: مَنْ أَنْتَ? قَالَ: رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه
وسلم فَرَفَعَتْ إِلَيْهِ اِمْرَأَةٌ صَبِيًّا. فَقَالَتْ: أَلِهَذَا حَجٌّ?
قَالَ: " نَعَمْ: وَلَكِ أَجْرٌ )
رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Dari
Ibnu Abbas bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bertemu dengan
suatu kafilah di Rauha', lalu beliau bertanya: "Siapa rombongan ini?"
Mereka berkata: Siapa engkau? Beliau menjawab: "Rasulullah." Kemudian
seorang perempuan mengangkat seorang anak kecil seraya bertanya: Apakah yang
ini boleh berhaji? Beliau bersabda: Ya boleh, dan untukmu pahala." Riwayat
Muslim.
َوَعَنْهُ قَالَ: ( كَانَ اَلْفَضْلُ بْنُ
عَبَّاسٍ رَدِيفَ رَسُولِ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَجَاءَتِ اِمْرَأَةٌ مَنْ
خَثْعَمَ، فَجَعَلَ اَلْفَضْلُ يَنْظُرُ إِلَيْهَا وَتَنْظُرُ إِلَيْهِ، وَجَعَلَ
اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم يَصْرِفُ وَجْهَ اَلْفَضْلِ إِلَى اَلشِّقِّ
اَلْآخَرِ. فَقَالَتْ: يَا رَسُولَ اَللَّهِ, إِنَّ فَرِيضَةَ اَللَّهِ عَلَى
عِبَادِهِ فِي اَلْحَجِّ أَدْرَكَتْ أَبِي شَيْخًا كَبِيرًا, لَا يَثْبُتُ عَلَى
اَلرَّاحِلَةِ, أَفَأَحُجُّ عَنْهُ? قَالَ: نَعَمْ وَذَلِكَ فِي حَجَّةِ
اَلْوَدَاعِ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ,
وَاللَفْظُ لِلْبُخَارِيِّ
Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu berkata: Adalah al-Fadl
Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu duduk di belakang Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam, lalu seorang perempuan dari Kats'am datang. Kemudian
mereka saling pandang. Lalu Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memalingkan
muka al-Fadl ini ke arah lain. Perempuan itu kemudian berkata: Wahai
Rasulullah, sesungguhnya haji yang diwajibkan Allah atas hamba-Nya itu turun
ketika ayahku sudah tua bangka, tidak mampu duduk di atas kendaraan. Bolehkah
aku berhaji untuknya? Beliau menjawab: "Ya Boleh." Ini terjadi pada
waktu haji wada'. Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut riwayat Bukhari.[2]
َوَعَنْهُ: ( أَنَّ اِمْرَأَةً مِنْ
جُهَيْنَةَ جَاءَتْ إِلَى اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَتْ: إِنَّ أُمِّي
نَذَرَتْ أَنْ تَحُجَّ, فَلَمْ تَحُجَّ حَتَّى مَاتَتْ, أَفَأَحُجُّ عَنْهَا?
قَالَ: نَعَمْ , حُجِّي عَنْهَا, أَرَأَيْتِ لَوْ كَانَ عَلَى أُمِّكِ دَيْنٌ,
أَكُنْتِ قَاضِيَتَهُ? اِقْضُوا اَللَّهَ, فَاَللَّهُ أَحَقُّ بِالْوَفَاءِ ) رَوَاهُ اَلْبُخَارِيُّ
Dari
Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu bahwa ada seorang perempuan dari Juhainah datang
kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, lalu berkata: Sesungguhnya ibuku
telah bernadzar untuk menunaikan haji, dia belum berhaji lalu meninggal, apakah
aku harus berhaji untuknya? Beliau bersabda: "Ya, berhajilah untuknya.
Bagaimana pendapatmu seandainya ibumu menanggung hutang, tidakkah engkau yang
membayarnya? Bayarlah pada Allah, karena Allah lebih berhak untuk
ditepati." Riwayat Bukhari.
َوَعَنْهُ قَالَ:
قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَيُّمَا صَبِيٍّ حَجَّ, ثُمَّ بَلَغَ
اَلْحِنْثَ, فَعَلَيْهِ أَنْ يَحُجَّ حَجَّةً أُخْرَى, وَأَيُّمَا عَبْدٍ حَجَّ,
ثُمَّ أُعْتِقَ, فَعَلَيْهِ أَنْ
يَحُجَّ حَجَّةً أُخْرَى رَوَاهُ اِبْنُ أَبِي شَيْبَةَ,
وَالْبَيْهَقِيُّ وَرِجَالُهُ ثِقَاتٌ, إِلَّا أَنَّهُ اِخْتُلِفَ فِي رَفْعِهِ,
وَالْمَحْفُوظُ أَنَّهُ مَوْقُوفٌ
Dari
Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Setiap anak yang haji kemudian setelah baligh, ia wajib haji
lagi; dan setiap budak yang haji kemudian ia dimerdekakan, ia wajib haji
lagi." Riwayat Ibnu Abu Syaibah dan Baihaqi. Para perawinya dapat
dipercaya, namun kemarfu'an hadits ini diperselisihkan. Menurut pendapat yang
terjaga hadits ini mauquf.
َوَعَنْهُ: أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم سَمِعَ
رَجُلًا يَقُولُ: لَبَّيْكَ عَنْ شُبْرُمَةَ, قَالَ: مَنْ شُبْرُمَةُ? قَالَ: أَخٌ لِي , أَوْ قَرِيبٌ لِي, قَالَ:
حَجَجْتَ عَنْ نَفْسِكَ? قَالَ: لَا. قَالَ: حُجَّ عَنْ نَفْسِكَ, ثُمَّ حُجَّ
عَنْ شُبْرُمَةَ رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ,
وَابْنُ مَاجَهْ, وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ, وَالرَّاجِحُ عِنْدَ أَحْمَدَ
وَقْفُهُ
Dari
Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah
mendengar seseorang berkata: Labbaik 'an Syubrumah (artinya: Aku memenuhi
panggilan-Mu untuk Syubrumah. Beliau bertanya: "Siapa Syubrumah itu?"
Ia menjawab: Saudaraku atau kerabatku. Lalu beliau bersabda: "Apakah
engkau telah berhaji untuk dirimu?" Ia menjawab: Tidak. Beliau bersabda:
"Berhajilah untuk dirimu kemudian berhajilah untuk Syubrumah."
Riwayat Abu Dawud dan Ibnu Majah. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban. Pendapat
yang kuat menurut Ahmad ia mauquf.
َوَعَنْهُ قَالَ:
خَطَبَنَا رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ: ( إِنَّ اَللَّهَ كَتَبَ
عَلَيْكُمُ اَلْحَجَّ فَقَامَ اَلْأَقْرَعُ بْنُ حَابِسٍ فَقَالَ: أَفِي كَلِّ
عَامٍ يَا رَسُولَ اَللَّهِ? قَالَ: لَوْ قُلْتُهَا لَوَجَبَتْ, اَلْحَجُّ
مَرَّةٌ, فَمَا زَادَ فَهُوَ تَطَوُّعٌ )
رَوَاهُ اَلْخَمْسَةُ, غَيْرَ اَلتِّرْمِذِيِّ
Ibnu
Abbas Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
berkhutbah di hadapan kami seraya bersabda: "Sesungguhnya Allah telah
mewajibkan haji atasmu." Maka berdirilah al-Aqra' Ibnu Habis dan bertanya:
Apakah dalam setiap tahun, wahai Rasulullah? Beliau bersabda: "Jika aku
mengatakannya, ia menjadi wajib. Haji itu sekali dan selebihnya adalah
sunat." Riwayat Imam Lima selain Tirmidzi.
Surya
Out too the been like hard off. Improve enquire welcome own beloved matters her. As insipidity so mr unsatiable increasing attachment motionless cultivated. Addition mr husbands unpacked occasion he.
0 komentar:
Post a Comment