Thursday, November 20, 2014

HADITS BERBUAT BAIK DENGAN TETANGGA



A.    Hadis Tentang Berbuat Baik Dengan Tetangga.
Dari ‘Aisyah dan Ibnu ‘Umar  radhiyallahu ‘anhuma, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda;
مَا زَالَ جِبْرِيلُ يُوصِينِى بِالْجَارِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ يُوَرِّثُهُ
Jibril alaihissalam senantiasa (terus-menerus) berpesan kepadaku (untuk berbuat baik) dengan tetangga,sehingga aku mengira bahwasanya dia akan memberikan hak waris kepada tetangga.” (HR. Al-Bukhari no. 6014 dan 6015, Muslim no. 6852 dan 6854, dan imam-imam ahli hadits lainnya)
Dan lihatlah bagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mendorong ummatnya untuk berbuat baik kepada tetangga dan memuliakannya, beliau bersabda,

“… وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ”[رواه البخاري ومسلم]

”Dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia menghormati tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya.” (HR. Riwayat al-Bukhari no. 5673, 5784 dan 6111 dan Muslim kitab al-Iman bab al-Hats ‘ala Ikraamil Jaar wadh Dhaif no. 182) dan dalam riwayat Imam Muslim,
 “فليحسن إلى جاره”.
”Maka hendaklah ia berbuat baik kepada tetangganya.” (HR Muslim no. 164 dan 185)
Bahkan syari’at menjadikan mencintai kebaikan untuk tetangganya sebagai bagian dari keimanan. Nabishallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

” وَاَلَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا يُؤْمِنُ عَبْدٌ حَتَّى يُحِبَّ لِجَارِهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ “.
”Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang hamba beriman sebelum ia mencintai untuk tetangganya apa-apa yang dicintai untuk dirinya sendiri.” (HR. al-Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu).

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan diantara syarat-syarat merealisasikan keimanan adalah berbuat baik kepada tetangga. Dan dalil bahwa yang meremehkan hak tetangganya itu tanda lemah keimanannya.
Dalam hadits: Tidak henti-hentinya Jibril berpesan kepadaku tentang tetangga seolah-seolah aku mengira bahwa tetangga itu mendapatkan warisannya. Hal ini menunjukan dalil yang nampak jelas sekali akan agungnya hak tetangga, sehingga hampir hak tetangga itu seperti hak orang yang ada dirumahnya yang akan mendapatkan warisannya.

No comments:

Post a Comment